18 May 2008

Serbuan berbagai laptop mungil yang murah

Saat ini sejumlah produsen komputer tampaknya mulai serius memproduksi laptop murah hal ini dikarenakan tentu saja peluang yang sangat terbuka untuk meraup uang. Memang saat ini pasar untuk laptop entry level ini masih kecil, tapi diyakini dalam beberapa tahun ke depan akan menjelma menjadi lahan paling menguntungkan para raksasa teknologi.

Contohnya adalah Hewlett-Packard Co, jawara penjual personal computer (PC) di dunia, ikut-ikutan nimbrung di pasar yang bakal bertumbuh cepat ini.


Hewlett-Packard, mengumumkan kehadiran laptop 'liliput' di pasar yang sudah disesaki oleh produk-produk sekelas dari Intel Corp., perusahaan semikonduktor terbesar dunia, dan Asustek Computers Inc., produsen motherboard komputer terbesar sejagad. Laptop mungil HP ini diberi merek HP Compaq 2133, laptop mini ini siap digelontorkan di pasaran komputer. Layarnya sebesar 8.9 Inch dan beratnya sekitar 1,3 Kg. Prosesornya 1,6 GHz bikinan Via Technology.

Produk-produk mungil dan berharga miring ini juga ampuh untuk berselancar di dunia maya dan cukup mumpuni dalam menjalankan fungsi-fungsi komputasi seperti word processing.


Para jawara komputer dunia seharusnya berterima kasih terhadap Dr Nicholas Negroponte, pendiri Media Lab di Massachusetts Institute of Technology, karena dialah yang pertama kali membuka celah ini dengan memperkenalkan program One Laptop Per Child (OLPC).

Namun gagasan Dr Negroponte itu tak segera digeber sehingga ia kalah cepat dibandingkan dengan gagasan serupa dari Intel, yang kondang dengan visinya tentang World Ahead. Negroponte juga tertinggal dari Asustek, yang sudah menjajakan notebook mungil yang berjuluk Eee PC.
Intel dalam visi World Ahead meluncurkan notebook bernama Classmate PC. Dilihat dari namanya, jelas komputer ini untuk menyasar anak-anak. Karena yang dibidik adalah pasar anak-anak, tentu harganya juga harus pantas untuk anak-anak. Untuk itulah Intel menawarkan Classmate PC sekitar Rp 2 juta dengan memanfaatkan jasa pemerintah yang ingin membantu anak-anak sekolah mencoba kemajuan teknologi komputer.



Karena membidik pasar anak-anak, syarat utama agar bisa diterima adalah, dimensinya harus mungil, bobotnya tak boleh lebih dari 1 kg dan tentunya harus tahan banting. Bukannya harus kuat untuk dibanting-banting, tapi harus bisa mengikuti kebiasaan anak-anak yang belum bisa merawat dan menggunakan komputer secara hati-hati.
Dengan begitu prospektifnya pasar laptop mini ini, sampai sampai Intel menargetkan mampu melego 50 juta unit komputer yang mereka sebut juga sebagai ‘netbook’ ini hingga 2011. Sebuah target yang tak mengada-ada jika melihat akan semakin luasnya tingkat konektivitas Web di dunia.

Sekarang tergantung pada orang tua, produk mana yang lebih cocok untuk anak-anak mereka. Untuk pasar di Tanah Air, ada pilihan produk keluaran PT Zyrexindo Mandiri Buana. Produsen komputer lokal bermerek Zyrex ini belum lama meluncurkan tiga seri terbaru laptop mungil, yaitu PC Desktop Zyrex NetTop Studia, Zyrex Netbook Anoa dan Zyrex Netbook Ubud.

Dilihat dari spesifikasinya, laptop mini yang sangat kompak dan harganya tak jauh berbeda dari Eee PC keluaran Asus. "Zyrex terus berjuang dan berkeinginan suatu hari Zyrex Anoa dan Ubud akan dipasarkan dengan harga Rp 2 juta dan Rp 3 juta," kata Timothy Siddik, CEO Zyrex. gambar zyrex ubud

Kinilah saatnya anak-anak tak lagi kalah dari ayah ibu mereka untuk terkoneksi dengan Internet untuk menambah pengetahuan mereka. Jika penetrasi Internet di dunia pendidikan dasar sudah semakin luas, kendala gonta ganti buku teks pelajaran sepertinya tak akan terjadi lagi, karena materi pelajaran akan ditawarkan secara online.

10 May 2008

PC All In One baru dari Advan Deskbook PC



Advan digital meluncurkan sebuah deskbook all in 1 PC yang berarti mulai dari monitor, CPU, DVD Rom, Card reader, dan Speaker sudah dikemas dalam 1 hardware yang tampak seperti monitor saja. Ditambah dengan bonus mouse dan keyboard slim menjadikan PC ini sebagai pilihan untuk tempat yang terbatas dan tampilan yang prima.

Advan Deskbook memiliki segala fasilitas canggih sebagai perpaduan keunggulan dari notebook dan komputer desktop. Berbeda dengan komputer desktop pada umumnya, Deskbook dirancang khusus untuk mengurangi kabel semrawut, sehingga memudahkan proses instalasi. Dan yang tak kalah penting, Advan Deskbook nyaman dipandang.

Anda akan kaget karena tidak menemukan casing CPU dalam fisiknya. Hanya LCD monitor dan keyboard, namun komputer bisa hidup. Hal ini karena pada CPU, DVD ROM, USB port, LAN port, stereo speaker dan lainnya sudah terintegrasi built-in dengan LCD Monitor. Terobosan yang sangat inovatif ini merupakan yang pertama di Indonesia, sehingga membuat Deskbook berbeda dengan generasi PC sebelumnya.

Deskbook yang merupakan hasil kolaborasi antara PT. Intech Surya Abadi dengan vendor TI asal Taiwan ini hadir dalam 2 varian yaitu Deskbook DC – 51A (L-300D ) dan Deskbook DV-71 C (H-400S). Kedua varian tersebut sama-sama memberikan fitur yang lengkap.untuk lebih jelasnya dapat dilihat di sini

Layar LCD widescreen membuat mata lebih nyaman dan tidak cepat lelah untuk melihat ke arah monitor. Sudut kemiringan layar dapat diatur sedemikian rupa yang dapat disesuaikan dengan sudut pandang pengguna, bahkan sampai sudut ekstrim 135 derajat. Keyboard dan mouse juga didesain ramping yang memudahkan untuk mengetik dan menggerakkan pointer kursor.
Garansi 12 bulan-nya memberikan kepastian layanan purna jual dari Advan Deskbook yang telah memiliki jaringan tersebar di seluruh Indonesia

Dengan desain yang ramping, simpel dan menawan, Deskbook bisa diletakkan di atas meja atau digantung di dinding, sehingga hemat tempat dan praktis. Deskbook cocok untuk pangsa pasar di Indonesia yang menyukai konsep modern dan minimalis.

Ada 2 tipe Deskbook PC ini, DV71C dan DC51A. DV71C menggunakan Intel Pentium Dual Core 1.86G, layar LCD 17 inchi, memory 1 G DDR2, harddisk SATA 120G, dan harganya adalah US$720. Sementara DC51A menggunakan Intel Celeron M380 1.6G, layar TFT 15.4 inchi, memory 1G DDR2, harddisk 80G SATA, tersedia dalam 2 pilihan warna(hitam dan putih), dengan harga US$ 595.Bagi Anda yang mengutamakan kekuatan, kemudahan dan kesempurnaan performa dari komputer, Advan Deskbook layak untuk dimiliki.

Bill Gates ke Indonesia



Pagi tanggal 9 Mei 2008 ada acara Presidential Lecture yang diselenggarakan oleh KADIN dengan pembicara Bill Gates, Chairman Microsoft Corp. di JCC, Jakarta. Di "lecture" ini Bill Gates menceritakan visi dia tentang bagaimana perkembangan IT dalam 10 tahun ke depan, dan juga komitmen Microsoft untuk berperan dalam membantu Pemerintah Indonesia dalam hal pendidikan, kesehatan, lingkungan dan sebagainya.

Dalam 10 tahun ke depan, menurut Bill Gates, akan terjadi perkembangan dalam area yang kita kenal dengan sebutan HCI (Human Computer Interaction). Menurut dia, dalam 10 tahun ke depan, mouse dan keyboard bukan lagi primadona dalam berinteraksi dengan komputer. Memang dua alat ini tetap akan dominan, tetapi teknologi-teknologi HCI berikut akan mulai kita temui di mana-mana: - Speech Recognition; kita dapat memberi instruksi kepada komputer cukup dengan berbicara saja. Kita langsung memberi instruksi kepada komputer secara lisan (verbal) dan komputer pun akan mengenali instruksi tadi, dan melakukan hal-hal yang kita perintahkan. Tidak perlu mouse dan keyboard.

Hand Writing Recognition; sejak kecil kita sudah terbiasa menulis dengan pensil atau pulpen. Ini telah menjadi sesuatu yang natural bagi kita. Untuk yang ini, kelihatannya kita tidak perlu menunggu terlalu lama, karena sekarang pun sudah banyak gadgets dan juga Tablet PC yang bisa mengenali tulisan tangan kita. Kita bisa langsung menulis di atas layar, dengan menggunakan stylus dan "digital ink". - Gesture Recognition; pernah nonton film Minority Report? Di situ Tom Cruise berinteraksi dengan komputer via gesture dan sentuhan. Hal ini bukan lagi Science Fiction, Microsoft telah merilis Microsoft Surface. Kita dapat berinteraksi dengan komputer melalui permukaan (seperti meja) melalui sentuhan-sentuhan dan gesture. Dalam 10 tahun ke depan, meja-meja meeting ataupun white board yang merupakan computer surface akan banyak kita lihat. Persis seperti di film Minority Report.

Microsoft saat ini sedang bekerja untuk merealisasikan hal-hal terbaik dari tiga teknologi di atas. Selain membahas visi dia, Bill Gates juga menceritakan komitmen Microsoft pada research, di mana Microsoft saat ini adalah perusahaan abudget research terbesar di dunia, 7.1 Milyar Dollar. Organisasi Microsoft Research (MSR) ini ada 6 labs di seluruh dunia, dan bekerja sama untuk membiayai research-research di kampus-kampus terkenal di seluruh dunia.

Bill Gates sempat men-demo-kan satu produk dari MSR yaitu sebuah software untuk penelitian di bidang astronomi. Pada kesempatan ini pula, 4 mahasiswa Indonesia dari ITB, pemenang kompetisi Imagine Cup tahun 2007 lalu diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya mereka. Imagine Cup adalah acara kompetisi tingkat dunia dalam bidang Software Design yang diselenggarakan tiap tahun oleh Microsoft.

Team dari ITB ini mempresentasikan software buatan mereka yang bernama Aksara, yang memungkinkan sebuah PC diakases oleh lebih dari 1 pengguna, dalam konteks belajar membaca, menulis dan berhitung, karena tema tahun lalu adalah dalam bidang pendidikan. Team dari ITB ini menggunakan teknologi-teknologi seperti:

- Multipoint SDK, yang memungkinkan satu komputer diakses lebih dari 1 mouse
- Speech Recognition, yang memungkinkan komputer mengenali instruksi (dalam hal ini untuk menguji pengucapan sebuah kata saat belajar membaca)
- Speech Synthesizer, yang memungkinkan komputer mengucapkan sebuah kata
- Dan sebagai-nya seperti Windows Presentation Foundation dan Windows Communication Foundation.

Solusi mereka ini dibuat di atas .NET Framework, framework aplikasi milik Microsoft.
Terakhir, Bill Gates menyatakan komitmen-nya untk membantu Indonesia dalam bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan sesuai kapabilitas dan peran Microsoft. Bill Gates juga memberi inspirasi pada mahasiswa dari berbagai kampus yang juga hadir di acara Presidential Lecture ini untuk serius belajar, selalu curious, dan memulai melakukan sesuatu di saat masih muda.